Selasa, 07 November 2023

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM PADA KESEHATAN GIGI

 DAMPAK PERUBAHAN IKLIM PADA KESEHATAN GIGI



    Dampak perubahan iklim terhadap kesehatan manusia, termasuk kesehatan gigi dan mulut sudah dapat dideteks, sehingga menjadikan situasi ini akut dan kekinian. Pada tahun 2015, suhu udara permukaan rata-rata global (SAT) mencapai 1°C diatas suhu pra industri dan diperkirakan akan meningkat pesat hingga 1,5°C pada tahun 2030an dan mencapai 2°C pada tahun 2050an. Kondisi mulut mempengaruhi 3,9 miliar orang pada tahun 2010 dengan karies gigi yang tidak diobati menjadi penyakit tidak menular (NCD) yang paling umum diseluruh dunia dan penyakit periodontal berapa di peringkat keenam. Kanker mulut termasuk dalam 10 kanker paling umum di dunia. Upaya mengatasi PTM melalui pendekatan faktor risiko umum berfokus pada faktor-faktor utama seperti konsumsi gula, penggunaan tembakau dan alkohol, stres, cedera dan kebersihan yang buruk.

    Efek perubahan iklim yaitu energi matahari menghangatkan bumi dan meskipun sebagian besar energi tersebut dilepaskan kembali ke luar angkasa, sebagian di tahan di armosfer oleh gas rumah kaca. Kejadian cuaca ekstrem, kenaikan permukaan air laut, dan tantangn curah hujan yang parah. Hal ini menimbulkan risiko kesehatan besar melalui :

a.     1. Stress panas

Paparan panas yang berlebihan dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Pasien gigi yang dirawat secara medis dengan diuretik atau inhibitor reuptake serotonin selektif lebih rentan terhadap efekt stress panas. Beberapa obat yang ditemukan dalam perlengkapandarurat standar untuk praktik dokter gigi terpengaruh oleh panas. Obat khas untuk penanganan episode asma atau reaksi alergi menjadi kurang manjur bila terkena panas.

b.   2.   Kualitas udara buruk

Tingkat asma telah meningkat secara dramatis dan berhubungan dengan musim kebakaran hutan yang lebih intens, musim serbuk sari yang lebih lama/lebih intens, peningkatan ozon dipermukaan tanah, dan beberapa faktor lainnya. Obat yang sering diguanakn untum mengobati asma antara lain antihistamin yang mengandung sukrosa dan brondodilator yang dapat menyebabkan mulut kering. Asma dikaitkan dengan peningkatan risiko karies gigi, peradangan gingiva dan perubahan pH air liur.

c.    3.  Kerawanan pangan/air

Menurut Tinjauan Air Bank Dunia, air berhubungan dengan hampir seluruh Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB, namun secara global 2,2 miliar orang kekurangan air minum yang aman, dan 4,2 miliar orang tidak memiliki layanan sanitasi yang memadai. Tanpa air minum, praktik kebersihan mulut dapat menjadi tidak diprioritaskan atau tidak mungkin dilakukan, sehingga menyebabkan tingkat penyakit mulut yang lebih tinggi dan kualitas hidup kesehatan mulut yang lebih rendah. Selain itu, air yang terkontaminasi dan sanitasi yang buruk dapat menyebabkan penyakit pencernaan yang kemudian diikuti dengan diare, muntah-muntah, dan malnutrisi. Malnutrisi kemungkinan besar terjadi di masyarakat yang sangat bergantung pada pertanian dan perikanan, yang berada di luar zona cuaca sedang, dan yang terletak di negara-negara berkembang. Manutrisi berhubungan dengan NOMA dan tanda awal timbulnya penyakit ini adalah gingivitis dan lesi periodontal ulseratif. Malnutrisi juga berhubungan dengan hipoplasia enamel, karies gigi dan keterlambatan erupsi gigi.

Share:

PROFIL PUSKESMAS BULU LOR

PROFIL PUSKESMAS BULU LOR

Puskesmas Bulur Lor bertempatan di Jalan Banowati Selatan II, Kelurahan Bulu Lor, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang Jawa Tengah 50179. Puskesmas Bulu Lor dipimpin oleh Ibu Maryati, S.KM, M.Kes dengan jumlah tenaga kesehatan :

1.     Dokter Umum             : 4

2.     Dokter Gigi                 : 1

3.     SKM                            : 1

4.     Perawat                       : 9

5.     Perawat Gigi               : 2

6.     Bidan                          : 5

7.     Sanitarian                    : 1

8.     Tata Usaha                  : 6

9.     Gizi                             : 1

10.  Analis Kesehatan        : 1

11.  Asisten Apoteker        : 2

12.  Apoteker                     : 1

13.  Lab                              : 2

14.  Rekam Medik             : 1

15.  Epid Kesehatan           : 1

16.  Penyuluhan Kesehatan: 1

17.  Penyusunan Rencana Kerja : 1

Sarana pelayanan kesehatan dalam dan luar gedung meliputi :

1.     Program pelayanan:

a.     Promosi kesehatan

b.     Kesehatan ibu dan anak

c.     Balai pengobatan umum

d.     Balai pengobatan gigi

e.     Konsultasi gizi

f.      Imunisasi

g.     Konsultasi kesehatan remaja dan usila

h.     Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)/UKGS

i.      Pencegahan dan Pemberantasan Sederhana

j.      Kesehatan lingkungan

k.     Kesehatan jiwa

l.      Pemeriksaan laboratorium sederhana

m.   Kesehatan mata

n.     Kesehatan telinga

2.     Program Unggulan:

a.     Balai pengobatan umum

b.     Balai pengobatan gigi

3.     Balai Pengobatan Gigi

Poli gigi di Puskesmas Bulu Lor terdapat berbagai tindakan yaitu :

a.     Pencabutan gigi

b.     Penambalan gigi

c.     scaling 



Berikut Dampak Perubahan Iklim Pada Kesehatan Gigi

Baca selengkapnya


Share:

Senin, 21 Agustus 2023

CARA MEMELIHARA KESEHATAN GIGI BAGI REMAJA

     Masa remaja merupakan masa dimana jiwa intelektual, sosial, ekonomi dan kognitif sedang berkembang sehingga ini merupakan masa yang berharga dalam fase kehidupan seseorang. Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam kisaran usia 10-19 tahun. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014 menyebutkan bahwa remaja ialah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah. Memasuki fase remaja, seseorang akan mengalami perubahan bentuk psikologis, mental dan fisik pada kehidupan mereka. Rasa malu biasanya sudah mulai muncul dalam diri sebagai bentuk perubahan psikologis. Hal ini biasanya muncul ketika penampilan mereka dirasa tidak indah dalam penampilan fisik, termasuk gigi yang tidak estetik yang timbul oleh adanya penyakit gigi yang muncul sebagai akibat gigi yang tidak dilakukan pemeliharaan dengan baik.

    Penyakit gigi adalah penyakit yang banyak berhubungan dengan akibat makanan dan gaya hidup. Terjadi kemungkinan peningkatan risiko untuk kesehatan gigi pada masa remaja karena seorang remaja akan menggunakan kebebasan dalam memutuskan sendiri makanan yang akan mereka konsumsi. Remaja cenderung memilih apa yang ia inginkan dengan pilihannya sendiri, termasuk upaya pemeliharaan kesehatan gigi yang akan dipilih. Remaja pada masa ini berusaha untuk mencari penyesuaian dengan lingkungannya sehingga ia berusaha mencari jalan serta kebebasan untuk menemukan hal tersebut, termasuk untuk melakukan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada dirinya.

    Hasil Riskesdas 2018 menunjukan bahwa mayoritas penduduk Indonesia (94,7%) mempunyai perilaku kebiasaan menyikat gigi yang baik yaitu sudah menerapkan perilaku menyikat gigi setiap hari. Namun sayangnya dari presentase tersebut hanya 2,8% yang menyikat gigi di waktu yang benar, yaitu minimal dua kali, pagi saat sesudah sarapan dan malam saat sebelum tidur. Rentang yang tinggi antara perilaku masyarakat menyikat gigi setiap hari dengan perilaku masyarakat untuk menyikat gigi yang baik dan benar merupakan kesenjangan yang perlu diperhatikan.

    Berikut adalah beberapa cara untuk memelihara kesehatan gigi dan mulut :

1. Rajin Menyikat Gigi 

    Menyikat gigi dilakukan untuk membersihkan sisa-sisa makanan yang menempel pada gigi. Dengan rajin menyikat gigi dapat membuat gigi menjadi bersih dan sehat, serta menyegarkan mulut. Dianjurkan untuk rutin menyikat gigi minimal dua kali sehari yaitu pada pagi hari setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Gunakan pasta gigi yang mengandung flouride untuk memperkuat gigi dan mencegah gigi berlubang.



2. Konsumsi Buah-Buahan dan Sayur-Sayuran

    Mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran sangat baik untuk kesehatan gigi dan mulut. Kandungan buah dan sayuran yang berserat dan berair dapat menjaga kesehatan gigi dan mulut. Contoh buah-buahan seperti buah apel, pir, semangka, jeruk, dan lainnya. Kemudian contoh sayuran seperti sawi, brokoli, bayam, wortel dan lain sebagainya.



3. Minum Air Putih yang Cukup

    Minum air putih sangat baik untuk kesehatan tubuh termasuk kesehatan gigi dan mulut. Dengan minum air putih dapat membantu membersihkan dan meluruhkan sisa makanan yang menempel di permukaan gigi. Maka anda harus rutin minum air putih setiap harinya.



4. Kurangi Makanan Manis dan Lengket

    Memelihara kesehatan gigi dan mulut dapat dilakukan juga dengan mengurangi atau membatasi konsumsi makanan manis dan melekat karena jika mengkonsumsi secara berlebihan dapat menyebabkan gigi rusak atau berlubang. Contoh makanan manis dan melekat seperti coklat, permen, es krim, kue, dan lain sebagainya. 



5. Rutin Periksa Gigi ke Dokter Gigi

    Periksakan gigi secara rutin ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali untuk mendeteksi lebih awal kondisi gigi dan mulut anda. Jika ada masalah pada gigi, gusi maupun rongga mulut dapat segera diatasi, sehingga anda dapat menjaga kesehatan gigi dan mulutnya.



Daftar Pustaka
Boy H, Khairullah A. Hubungan karies gigi dengan kualitas hidup remaja SMA di Kota Jambi. Jurnal Kesehatan Gigi. 2019; 6(1):10-13. DOI:https://doi.org/10.31983/jkg.v6i1.3888.
Dianda A. Psikologi remaja dan permasalahannya. Journal ISTIGNA. 2019;1(1):116-133. DOI:https://doi.org/10.33853/istghna.v1i1.20.
Herijulianti, E,2001. Pendidikan Kesehatan Gigi. EGC. Jakarta
Setyaningsih, D., 2007, Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut, Jakarta: CV Sinar Cemerlang Abadi.
Share: